Puskapa UI dan Universitas Kolombia Gelar Rapat Bersama di PA Stabat Evaluasi Pelayanan Terpadu

Stabat, pa-stabat.net (26/06)
Pada hari Rabu 24 Juni 2015, bertempat di ruang Rapat Pengadilan Agama Stabat telah membahas dan mengevaluasi pelaksanaan sidang terpadu yang dilakukan tahun lalu di Kecamatan Kuala dan di SDLB Kwala Bingai. Hadir dalam acara rapat tersebut dari Puskapa UI sebanyak 3 orang terdiri dari Rahmadi, Prisilia, dan Marina, dari Universitas Kolombia 1 orang yaitu saudari Kathrym kemudian dari Kementerian Agama 4 orang, dari Dukcapil 1 orang dan dari Pengadilan Agama Stabat 2 orang.

Dalam acara rapat dan diskusi tersebut terdapat 6 kesimpulan yang disepakati, yang merupakan faktor hambatan dalam penyelenggaraan sidang terpada di Kabupaten Langkat.

  1. Masalah keuangan/Pembiayaan. Faktor ini menjadi skala prioritas berhasil tidaknya suatu penyelenggaraan sidang terpadu.
  2. Masalah Peraturan di masing-masing Instansi yang mempunyai persyaratan tertentu dalam penyelesaian dukomen identitas hukum.
  3. Tenaga Pendamping yang mengelola dan mencari pihak yang ingin menyelesaikan persoalan identitas hukum dimasyarakat Kabupaten Langkat.
  4. Jarak tempuh perjalanan dari rumah ketempat Pelayanan Sidang Terpadu.
  5. Informasi yang kurang kepada masyarakat, baik terkait akan diselenggarakannya sidang terpadu, maupun informasi peraturan perundang-undangan.
  6. Perpindahan Alamat Sementara bagi pihak-pihak yang ingin mengurus dokumen, sehingga terbentur dengan persyaratan-persyaratan.

Sebagaimana diketahui pada tahun 2014 yang lalu sidang terpadu di Kabupaten Langkat dilaksanakan 2 kali, dan berjalan sukses. Namun belakangan ini tahun 2015 telah tercatat lebih dari 3.000 pasangan suami isteri yang belum mempunyai dokumen akte nikah. Hal ini disebabkan bervariasi, dan yang terbanyak karena dokumennya terendam banjir, sehingga hilang dan catatan di register KUA juga hilang di bawa arus banjir.

Untuk menyingkapi keadaan ini Pengadilan Agama, Kementerian Agama dan Dukcapil serta dari Puskapa UI dan Universitas Kolumbia telah mendiskusikan dengan panjang lebar, hingga 2 jam dan kini telah ditemukannya kesimpulan , untuk diteruskan kepada AIPJ.

Untuk menyingkapi keadaan ini Pengadilan Agama, Kementerian Agama dan Dukcapil serta dari Puskapa UI dan Universitas Kolumbia telah mendiskusikan dengan panjang lebar, hingga 2 jam dan kini telah ditemukannya kesimpulan , untuk diteruskan kepada AIPJ. (trs).

sumber: www.pa-stabat.net (26/06/2015)

Kepala Cabang Bank Syari’ah Mandiri Kota Padangsidimpuan Kunjungi Pengadilan Agama Kota Padangsidimpuan

Sekira pukul 13.00 WIB pada hari Selasa, tanggal 23 Juni 2015 Kepala Kantor Bank Syari’ah Mandiri (BSM) Kota Padangsidimpuan (Bapak Firmansyah) datang berkunjung ke Kantor Pengadilan Agama Kota Padangsidimpuan. Dalam kesempatan ini beliau didampingi oleh 2 (dua) orang pejabat yang juga dari bank yang sama.

Kedatangan ketiga orang tamu tersebut langsung disambut oleh Bapak Ketua (Drs. Mahmud Dongoran, MH) dan yang lainnya yang bertepatan masih berada di Musholla Kantor P.A. Kota Padangsidimpuan karena baru selesai melaksanakan sholat Zhuhur berjama’ah yang kemudian dilanjutkan dengan ceramah/tausiyah yang disampaikan oleh Bapak Wakil Ketua Drs. Abdul Halim Zailani.

“Kami sungguh sangat merasa bangga dan terhormat karena pihak Pengadilan Agama Kota Padangsidimpuan mulai dari Pimpinan sampai dengan staff menyambut kedatangan kami dengan penuh rasa simpati dan yang terpenting lagi adalah diberikannya kesempatan kepada kami untuk menyampaikan beberapa hal diantaranya mengenai kebijakan-kebijakan Kantor Cabang Bank Syari’ah Mandiri Kota Padangsidimpuan”.

Di tengah-tengah kesempatan penyampaian kebijakan-kebijakan tersebut, terjadi dialog interaktif antara pihak BSM dengan para pegawai Pengadilan Agama Kota Padangsidimpuan.

Di penghujung uraiannya Pak Firmansyah sebagai Kepala Cabang BSM Kota Padangsidimpuan menawarkan kerja sama antara pihaknya dengan Kantor P.A. Kota Padangsidimpuan seraya menyerahkan sekaligus berkas-berkas nota kerja sama tersebut.

Pada penghujung acara Pak Ketua P.A. Kota Padangsidimpuan menyampaikan beberapa hal terkait dengan kunjungan pihak BSM Kota Padangsidimpuan tersebut yaitu menyampaikan rasa terima kasihnya atas dipilihnya P.A. Kota Padangsidimpuan sebagai salah satu lembaga untuk dijadikan sebagai tempat untuk mensosialisasikan beberapa kebijakan BSM Cab. Kota Padangsidimpuan. Di samping itu pula Pak Ketua menyatakan dengan tegas menyambut baik adanya keinginan untuk kerja sama antara kedua lembaga dengan harapan semoga kerja sama ini membawa manfaat bagi kedua lembaga di masa-masa yang akan datang.

Tiada terasa sudah hampir satu jam pertemuan berlangsung maka kira-kira pukul 14.00 WIB acarapun ditutup oleh Bapak Nazaruddin, SH. yang pada kesempatan ini bertindak sebagai pembawa acara.

Namun, ada hal yang menarik setelah acara ditutup dan hadirin semua keluar dari Musholla

antara pihak BSM dengan Pak Ketua masih melanjutkan pembicaraan di ruang kerja Ketua.

Menurut informasi yang diperoleh dari Pak Ketua, dalam kesempatan singkat tersebut pihak BSM Cabang Kota Padangsidimpuan mengharapkan adanya sharing dengan pihak P.A. Kota Padangsidimpuan dan sebaliknya, dalam rangka kemajuan lembaga masing-masing.

sumber: www.pa-kotapadangsidemupaun.net (24/06/2015)

Hakim Husnul Yakin : "Ingin Kualitas Puasa, Selalu Zikrul Maut!"

husnul-yakin(Pa.psp/23/06/2015). Zikrul maut atau mengingat mati, itulah tema yang diusung penceramah ramadhan Ba’da zuhur (Drs. Husnul yakin, SH., MH) pada hari Selasa tanggal 23-06-2015 bertempat di Ruang sidang utama Pengadilan Agama Padangsdimpuan.yang dihadiri oleh segenap jajaran mulai dari Ketua, wakil ketua, para hakim, pejabat structural dan fungsiona, staff, tenaga honorer dan siswa/i SMK Panca Darma Padangsidimpuan yang melaksanakan PKL di Pengadilan Agama Padangsidimpuan.

Sengaja beliau mengusung tema tersebut mengingat bahwa kematian merupakan hal yang pasti dan mesti dihadapai setiap insan yang bernyawa. Dalam tausiyahnya yang berdurasi lebih kurang 30 menit, hakim Husnul memaparkan kandungan ayat al-quran tentang ajal yang selalu diinngatkan oleh Allah seperti dalam surah Annisa ayat 78. “Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh,” begitu juga dalam surah Ali Imran ayat 185“Tiap-tiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahala kalian”. Dan banyak lagi ayat lain yang menerangkan tentang kematian. Papar Hakim Husnul yang juga qori itu.

Tanda-tanda kematian.

Secara khusus beliau juga memaparkan pendapat para ulama tentang kondisi manusia yang mendekati ajal mulai dari hari keseratus, keempat puluh, ketujuh dan waktu ajal tiba.

1. Hari keseratus sebelum meninggal

seseorang akan merasakan seluruh tubuh mulai dari ujung rambut sampai ke ujung kaki akan mengalami getaran, seakan-akan menggigil.

2. Pada hari keempat puluh

Tanda ini juga akan terjadi sesudah waktu Asar.
Bagian pusat kita akan berdenyut-denyut. Pada ketika ini daun yang tertulis nama kita akan gugur dari pohon yang letaknya di atas Arash Allah swt.

3. hari ke tujuh menjelang kematian

Pada masa ini akan terasa denyutan di bahagian tengah dahi kita yaitu diantara dahi kanan dan kiri. Jika tanda ini dapat diketahui/ dipahami maka berpuasalah kita setelah itu supaya perut kita tidak mengandungi banyak najis dan ini akan memudahkan urusan orang yang akan memandikan kita nanti. Ungkapnya,

4. Hari sebelum ajal

Akan berlaku sesudah waktu Asar di mana kita akan merasakan satu denyutan di sebelah belakang yaitu di bahagian ubun-ubun di mana ini menandakan kita tidak akan sempat untuk menemui waktu Asar keesokan harinya. Dan sebagai tanda akhir beliau menjelaskan akan berlaku keadaan di mana kita akan merasakan satu keadaan dingin di bahagian pusat dan akan turun ke pinggang dan seterusnya akan naik ke bahagian halkum. Ketika ini hendaklah kita terus mengucap kalimah syahadah dan berdiam diri dan menantikan kedatangan malaikatmaut untuk menjemput kita kembali kepada Allah SWT yang telah menghidupkan kita dan sekarang akan mematikan pula.

Diakhir tausiyah beliau menekankan, bahwa orang yang senantiasa mengingat mati akan selalu memilih jalan hidup lurus , dan ibadah puasa yang dilakukan selalu dengan mengingat mati akan membuat kualitas ibadah kita tinggi, karena tidak ada yang dapat menjamin kalau kita bertemu dengan ramadhan yang akan datang, tandas putra asal Kuala Simpang tersebut. ( admin pa.psp)

sumber: www.pa-padangsidempuan.net (25/06/2015)

 

Waka PA Padangsidempuan : Orang Berpuasa Adalah Orang Yang Bersyukur

wakil ketua(Pa.psp/22/06/2015). Pada hari kelima puasa Ramadhan , panitia kegiatan ramadhan Pengadilan Agama Padangsidimpuan kembali menghadirkan penceramah ba’da zuhur Ust. Drs. H. Mahyuda MA. Wakil ketua PA. Padangsidimpuan. Selesai memimpin shalat berjama’ah pada hari Senin tanggal 22 Juni 2015, tibalah giliran pak Waka (begitu dipanggil) untuk memberikan ceramah ramadhan. Tampak hadir dalam kegiatan ini Ketua Drs. H. Ribat, SH. MH, para hakim, panitera/Sekretaris, para pegawai, tenaga honorer dan adik-adik peserta siswa/i Praktek Kerja Lapangan SMK Panca Darma Padangsidimpuan.

Dalam tausiyahnya Wakil Ketua menjelaskan korelasi hubungan puasa dengan sikap syukur bagi orang yang melaksanakan puasa. Orang yang berpuasa pastilah orang yang bersyukur, karena selama berpuasa lebih kurang 14 jam lamanya akan merasakan lapar dan dahaga , dan ketika itulah dia akan merasakan betapa rezki yang diberikan Allah berupa makanan dan minuman sangat penting, karena manusia tidak dapat hidup lama tanpa makan atau minum. nikmat makanan dan minuman yang diberikan Allah kepada kita wajib kita syukuri, dan salah satu cara mensyukuri nikamat tersebut adalah dengan taat kepada perintah Allah melalui ibada puasa. Paparnya. Namun puasa yang kita lakukan baru mengandung dimensi syukur kalau dilakukan karena Allah, bukan dengan tujuan ria agar dianggap alim, atau agar agak langsing bagi ibu-ibu yang kelebihan berat badan, guraunya. Makanya kalau kita perhatikan surah al-baqorah mulai ayat 183 s/d 186 mengenai puasa, dimana salah satu kata kunci dalam untaian ayat tersebut disamping taqwa juga memuat kata kunci syukur. Ini berarti bahwa orang yang berpuasa disamping meraih predikat tagwa juga akan meraih predikat lain seperti Syakirin , Rasyidin dan shabirin, simpulnya.

Tanpa terasa suasana jama’ah cukup santai dan serius mengikuti jalannya tausiyah yang cukup menarik dan menambah pengetahuan bagi segenap jajaran pegawain Pengadilan Agama Padangsidimpuan. Mudah-mudahan apa yang disampaikan pak waka tersebut dapat diamalkan oleh segenap jama’ah, dan marilah kita menjadi hamba yang selalu bersyukur dengan patuh dalam menjalankan syari’at yang dibawa nabi Muhammad SAW. Amin. (admin pa.psp)

sumber: www.pa-padangsidempuan.net (25/06/2015)

 

Waka PA Stabat Kemukakan Standarisasi Ibadah Puasa

Stabat, pa-stabat.net (25/06)
Pada jadwal kedua Ramadhan, 22 Juni 2015 Waka PA. Stabat ( Drs. H.Tarsi, S.H.,M.H.I.) telah memberikan tausiyahnya pada acara Ta’mir Ramadhan di PA. Stabat. Hadir dalam acara tersebut para hakim, dan Pegawai PA. Stabat serta sejumlah pelajar SMK yang sedang PKL.

Rangkaian kegiatan ta’mir Ramadhan, didahului dengan shalat Zduhur berjamaah, dan dilanjutkan dengan ceramah agama. Waka PA. Stabat dalam tausiyahnya telah memaparkan standarisasi untuk mengukur ibadah puasa yang dilakukan, agar dapat diketahui apakah ibadah puasa dan ibadah lainnya dalam bulan Ramadhan mengalami kerusakan baik fisiknya maupun pahalanya.

Sebelum memberikan standarisasi tolak ukur ibadah puasa, beliau mengajak untuk menghayati sebuah hadits Rasulullas SAW yang artinya “Berapa banyak orang yang berpuasa, tetapi tidak memperoleh apa-apa dari puasanya, kecuali sekadar lapar dan dahaga”.Untuk mengkur ibadah puasa dan ibadah lainnya yang sedang berlangsung ini, Waka PA. Stabat memberikan tolak ukurnya dengan 3 katagori :

Imam Ghazali dalam kitabnya “Ihya Ulumuddin” menyebutkan Puasa itu ada tiga stratifikasi.

  1. Puasa umum/awam, dimana orang ini berpuasa hanya sekedar tidak makan dan minum serta tidak menyalurkan nafsu syahwat di siang hari, dan anggota badannya tidak dapat dijaganya dari perbuatan dosa.
  2. Puasa Khusus, yaitu puasa orang-orang shalihin dimana orang ini berpuasa tidak saja seperti orang awam, tetapi dia juga mampu memelihara dirinya baik mulut, telinga, mata, tangan, kaki dan seluruh anggota tubuhnya tidak melakukan perbuatan noda dan dosa.
  3. Puasa Khususil khusus, yaitu puasa bagaikan para nabi dan aulia Allah. Yakni puasa hati, dimana puasa seperti ini tidak saja melakukan puasa sebagaimana dilakukan oleh orang umum/awam, puasa orang-orang shalihin, tetapi lebih dari itu yaitu hatinya tidak mencita-citakan masalah dunia dan juga tidak memikirkan urusan duniawi selagi sedang berpuasa.

Standar kedua adalah dengan menghubungakan puasa kita dengan hadits Rasulullah SAW yang menyebutkan ada 5 macam yang dapat membatalkan pahala puasa, apabila melakukan salah satu dari lima macam ini maka batal pahala puasa. Maksudnya puasanya sah, tetapi tidak mendapat pahala dari puasanya yaitu :

  1. Al Kazibu (Dusta), Baik dusta kepada sesama manusia seprti dusta kepada anak, keluarga, orang tua dan kepada siapa saja, lebih-lebih dusta kepada Allah
  2. Ghibah (Mengupat orang lain) maksudnya menyebut kejelekan/aib orang lain meskipun yang disebutnya itu benar, dan jika tidak benar dinamakan fitnah.
  3. Namimah ( Merumpi) maksudnya apa yang didengarnya dari cerita orang lain tentang kejelekan seseorang, terus diceritakan/ disampaikan lagi kepada orang lain, baik yang disampaikan itu apa adanya maupun berlebih dari cerita yang didapatnya.
  4. Sumpah Palsu, yaitu sesuatu yang diucapkan dan diterangkan, berbeda dari kenyataannya/sebenarnya, yang diawali dengan lafaz huruf qasam.
  5. Wannadzratu bi syahwah ( Memandang sesuatu yang bisa menimbulkan syahwat), apakah yang dilihat itu bentuk tubuh wanita, gambar, atau apa saja yang dapat membangkitkan nafsu syahwat begitu pula sebaliknya bagi wanita.

Standar ketiga dengan memperhatikan hati sebagai tolak ukurnya, apakah terdapat “Riya” pada orang yang beribadah itu atau tidak, dan yang dapat merasakannya hanya orang tersebut. Untuk mengukur hati ini, perlu diperhatikan ketentuannya sebagaimana yang disebutkan Imam Ghazali dalam kitab “ Ihya Ulumuddin “.

  1. Apabila orang yang beribadah itu misalnya membaca Al Qur’an, sedekah, atau shalat dan lainnya dengan penuh “ ikhlas karena Allah” bukan untuk dunia minta dipuji/riya, maka orang ini akan mendapat pahala.
  2. Apabila orang yang beribadah dengan tujuan untuk dunia/riya minta dipuji, maka orang beribadah seperti ini tidak mendapat pahala.
  3. Apabila orang yang beribadah dengan tujuan untuk dunia minta dipuji/riya dan dihatinya ada 50 %, kemudian dihatinya pula terdapat ikhlas karena Allah sebanyak 50 %, maka ibadah orang seperti ini tidak mendapat pahala.
  4. Apabila orang yang beribadah semula tujuannya untuk akhirat (ikhlas karena Allah) kemudian setelah selesai beribadah timbul dihatinya perasaan ingin minta dipuji/riya, maka ibadah orang seperti ini tetap mendapat pahala. Tetapi apabila ibadahnya tadi diceriterakan kepada orang lain dengan harapan agar orang lain dapat memujujinya, maka ibadah orang tersebut menjadi gugur pahalanya/tidak mendapat pahala.

 

Dari tiga standar tolak ukur untuk mengetahui ibadah puasa dan ibadah lainya dalam bulan Ramadhan, kiranya jamaah dapat merasakannya, apakah puasa kita berada pada maqam orang umum/awam atau sudah berada pada tingkatan saumul khusus seperti orang-orang shalihin. Seharusnya kita sudah berada pada maqam kedua ini, tidak pada maqam orang awam, sebab tingkatan pertama ini anak-anak SD juga dapat melakukannya. Berikutnya Puasa yang sudah kita jalani coba diteliti, apakah kita pernah melakukan salah satu dari 5 macam yang membatalkan pahala puasa, jika ada maka kedepan tidak boleh terjadi lagi. Karena kita akan mengalami kerugian terus menerus. Terakhir beribadahlah dengan hati yang ikhlas, dan jangan sekali-kali menceriterakan ibadah kepada orang lain dengan harapan minta dipuji/riya, karena akan menghilangkan pahalanya. (trs)

sumber: www.pa-stabat.net (25/06/2015)

  • 799-s-misranht.jpg
  • 800-s-herieka.jpg
  • 801-s-selamat.jpg
  • 802-s-fuadhilmi.jpg
  • 803-s-sabriusman.jpg
  • 804-s-husnah.jpg