KREASI BINTAL PENGADILAN AGAMA BALIGE


 

Tuesday meeting Pengadilan Agama Balige 13 Maret 2012, diisi dengan Bintal yang disampaikan oleh Wakil Ketua Pengadilan Agama Balige Drs. Al Azhary, SH., MH.. Berbeda dengan bintal-bintal sebelumnya, penceramah menciptakan kreasi dengan membacakan puisi yang berisikan muhasabah diri atas apa-apa yang telah kita lakukan hari kemarin dan bagaimana pula pertanggung-jawaban di akhirat kelak, yang berjudul "Andai ajalku datang hari ini".

 

 

Andai ajalku datang hari ini...

 

Usailah keduniaanku...

 

Usai juga peluangku tuk menambah catatan kebajikanku...

 

Usai jua kebersamaan tuk senda-gurau dengan keluargaku dengan rekan-rekanku.

 

 

Satu persatu pelayat datang sambil bercerita tentang masa lalu bersamaku dalam berbagai versi dan

 

dengan tunjukkan raut wajah yang beragam.

 

Mungkin....diantara mereka mungkin ada juga yang berucap syukur dan gembira yang tertahan...... namun

 

sungkan untuk ucapkan, karena tak wajar.

 

Rekan kerja dan sejawatku untaikan kata sabar pada warisku sembari ucapkan kata bela sungkawa

 

diiringi serahkan santunan sosial seratus ribu.

 

 

 

Perlahan....satu persatu Fardhu Kifayah dan dilakonkan ke jasadku

 

Memandikan, mengafankan...hingga menshalatkan.

 

Rabb......... inginku anak-anakku pemeran utama di setiap momen kifayahku.

 

Betapa inginku anak-anakku yang memimpin seluruh kifayahku.

 

Perlahan..... ....., satu persatu bongkahan tanah akan ditimpakan kejasadku....

 

Perlahan pula anak dan kerabat yang aku sayang, hormat dan cintai aku, akan menginjak-injak tanah

 

yang menutupi kafanku.

 

 

 

Andai ajalku datang hari ini....

 

Dalam sekejap mata....perlahan pelayat tinggalkan aku, karma takkan sudi temani aku,

 

Terlebih hayal mistis masyarakat mengidentikkan pemakaman dengan hantu.

 

 

 

Masih terdengar jelas langkah-langkah berbalik arah.

 

Isteri belahan hati, belahan jiwa pun akan pergi,

 

Anak, yang di tubuhnya darahku mengalir , tak juga tinggal,

 

Hanya sesaat, anak isteriku menunda kepulangan untuk tunjukkan rasa cinta dan sayang mereka.

 

Kadang....... lebih mulia terasa dihati mereka, taburkan kembang berupa warna dibanding sepotong

 

lantunan ayat suci.........

 

Bahkan.......... lebih afdhal menurut mereka sirami ungkukan tanah kuburku dengan sebotol air mawar,

 

dibanding sepenggal doa kebahagiaan tuk akhiratku.

 

 

 

Andai ajalku datang hari ini...

 

Aku bukan siapa-siapa lagi bagi mereka.

 

Aku hanyalah almarhum... jika tak pantas disebut mendiang.

 

Aku hanyalah kenangan masa lalu bagi mereka, meski awal terasa pilu,

 

Namun........ kepiluan mereka kadang hanya karena enggan mereka menjadi anak-anak yatim....

 

Yang pada setiap Muharram dan jelang Ramadhan akan diundang untuk cicipi makanan lezat berikut uang

 

santunan sambil mengusap kepala mereka, layaknya Sunnah Nabi.

 

Kepiluan mereka mengkun hanya kerena tak ada lagi tonggak pencari nafkah keluarga... ...., hingga mereka

 

terpaksa harus bekerja kala usia belia.

 

Sedangkan kepiluan isteri...... mungkin hanyalah karena ia tak rela tiba-tiba bergelar janda....

 

Janda dengan sekian jumlah puteri dan putera.

 

Mana kan ada, lelaki lain yang siap pikul derita jika menyunting janda dengan sejumlah putera.

 

 

 

Terlebih jika nyata perbandingan berbanding 8 antara pria dan wanita........, ahudahiiii, muda dan penuh ceria,

 

dengan rayuan kemanjaan yang mampu membuat terbang ke singgasana......

 

Andaipun ada,.... mungkin hanya untuk merayu karena inginkan nikmat sekejap ........... bukan untu jadikan

 

pendamping ke akhir hayat..........

 

 

 

Frend... .....

 

Andai saja kesedihan keluargaku karena fikirkan tabungan amalku telah tutup buku.... ......

 

Andai saja.... ..... ..... kesedihan keluargaku diiringi dengan pemikiran bagaimana cara hapuskan catatan dosaku

 

dengan doa-doa tulus mereka.

 

Andai saja... ... .... kesedihan keluargaku diiringi dengan meneruskan tabiat baikku...tuk selalu sambungkan silaturrahim,

 

melempar senyum kepada sesama insan, hormat pada yang lebih tua dan kasih kepada yang muda.

 

Aku merupakan orang yang paling bahagia di barzahku, dibanding rekan di sekeliling kapling makamku.

 

Egois memang... ..... ....tetapi itulah kenyataan yang berlaku dalam mayoritas kehidupan.

 

 

 

Andai ajalku datang hari ini... .....

 

Menyesal sudah tak mungkin.

 

Tobat pun bagai kasih yang tak dianggap.

 

Kata maaf-pun bagaimana kuucap ... dan ... bagaimana pula cara mereka dengarkan.....

 

Andai dapat mereka dengarkan , fitnahan bakal dituding padaku, sebagai mayat yang bicara, akan gempar pula

 

se-seantero persada.

 

 

 

Ya ...Rabb...

 

Jika Kau beri aku satu lagi kesempatan,

 

Jika Kau pinjamkan lagi beberapa hari milik-Mu, beberapa hari saja...

 

Aku kan berkeliling , memohon maaf pada mereka,

 

Mereka-mereka yang selama ini telah korban zalimku, jahilku yang selama ini sengsara dan tersinggung karena candaku,

 

Mereka yang selama ini tertindas dalam sepenggal kuasaku,

 

yang selama ini telah aku sakiti hatinya, perasaannya, harga dirinya...meski kadang tanpa niat kedengkian

 

tanpa maksud tuk menjatuhkan.

 

Yang selama ini mungkin telah kubohongi...hanya untuk tingkatkan citraku, dan hebatku, meski itu palsu.

 

bahkan kepada para mantanku yang telah kuputuskan cinta mereka kala usia remaja.

 

 

 

Kan kukembalikan, semua harta-harta kotorku,

 

harta yang dulu kukumpul dengan raut bangga, kukuras dari sumber yang samar dan tak jelas,

 

harta haram yang kumakan dan telah menjadi darah daging, hingga senantiasa bujuk aku untuk terus

 

menumpuk-numpukkannya hingga tinggi menjulang...

 

Kan kukuras darah daging kotor pada tubuh anak isteriku karena kuberi mereka makanan dan kenikmatan

 

muasal kerja haramku....

 

Kan kuminta kemaafan dari orang-orang korban zalimku.

 

Kan kupulihkan orang-orang yang telah kujatuhkan derjah dan martabat mereka.

 

Kan ku tuntaskan janji-janji palsu yang sering kuumbar dulu pada mantan-mantanku.

 

 

 

Nyata... ....ajalku tak dihari ini...

 

Wahai Yang Maha Pemberi Kehidupan, Syukur penuh kutuju padaMU nyata aku masih di dunia-Mu..

 

Andai memang ada zalimku, ampuni aku dan kasihi aku.

 

Betapa aku merugi tanpa ampunan dan kasih-Mu.

 

Rabbana zalamna anfusana, wa inlam taghfir lana wa tarhamna lanaku nanna minal khasiriin..

 

Beri aku kemampuan dan keinginan untuk wujud semua inginku

 

Untuk wujudkan semua sumpah dan janjiku

 

Beri daku kekuatan dan ketulusan untuk tetap kibarkan citra lembagaku

 

Untuk lebih arif dalam membimbing sepenggal kuasaku.

 

Untuk agungkan Iman dan Millahku.

 

Untuk lebih mengarahkan sepenggal kuasaku dan anak isteri titipan-Mu ke jalan ridha-Mu.

 



 

Usai pembacaan puisi dalam bintal yang diikuti seluruh Pegawai Pengadilan Agama Balige, terlihat suasana menjadi hening dan sebahagian pegawai terlihat bias air mata yang masih berkaca-kaca menempel dikelopak mata. Ketua Pengadilan Agama Balige Drs Mazharuddin, MH., memberikan apresiasi atas kreasi penceramah seraya memacu kretifitas seluruh pegawai untuk terus berkreasi dengan senantiasa menghidupkan imajinasi masing-masing dalam pelaksanaan tugas sehari-hari, dengan semboyan "Waktu tak akan perbah berhenti, imajinasi dan kreasi jangan pernah mati". by (AL)

sumber: www.pa-balige.net (14/03/2012)

  • 799-s-misranht.jpg
  • 800-s-herieka.jpg
  • 801-s-selamat.jpg
  • 802-s-fuadhilmi.jpg
  • 803-s-sabriusman.jpg
  • 804-s-husnah.jpg