Pansek PA Padangsidimpuan : Puasa dan Kembali ke Futrah Penciptaan
pansek(PA.Psp/29/06/2015) seperti biasa selesai shalat zuhur berjama’ah panitia ramadhan Pengadilan Agama Padangsidimpuan kembali menghadirkan penceramah ba’da zuhur yaitu Panitera/Sekretrais PA Padangsidimpuan Drs. H.M. Nasir. Kegitan tersebut dilaksanakan pada hari Senin tanggal 29 Juni 2015 bertempat di ruang sidang utama Pengadilan agama padangsidimpuan.
Dalam ceramah singkatnya, Pansek Nasir, menguraikan tentang eksistensi puasa dikaitkan dengan fitrah penciptaan manusia. Ia mengawali dengan sebuah pertanyaan mendasar kenapa manusia mesti puasa? Dan sebagian binatang ciptaan Allah juga menjalani puasa.! Manusia atau umat Islam butuh puasa karena hal tersebut menurut beliau sudah fitra kita sebagai manusia diamana asal kejadian manusia adalah Fitrah, artinya ketika manusia diciptakan Allah kita dalam keadaan bersih dan suci tanpa noda. Lalu kehidupan sosiallah yang membuat kita menjadi kotor, bedebu dan dekil akibat dari tingkah kita yang selalu lalai dan lupa dengan jatidiri kita, maka puasalah yang merupakan media untuk kembali menggiring kita kembali kepada fitrah kita semula. Jelasnya.
Banyak kandung ayat suci al-quran yang menjelaskan tentang hal tersebut seperti al-Quran, s. Ar-Rum/ 30 : 30. Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus ; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya. Begitu juga hadis Rasul yang mengatakan : setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya yanudi, nasrani dan majusi.
Lebih lanjut Pansek Nasir memaparkan bahwa kebutuhan puasa tidak hanya dilakoni manusia, tetapi binatang pun dlam keadaan tertentu pasti menjani puasa sesuai fitrah mereka. Seperti Unta, Kukang, ular, ayam betina dan ulat untuk menjadi kupu-kupu. Lalu Bagaimana Dengan Puasa Kita, Manusia?. Nah, itu yang menjadi pertanyaan. Apakah puasa yang kita lakukan seperti unta yang melakukan puasa lantaran terpaksa oleh keadaan. Ataukah seperti puasa kukang yang menggunakannya sebagai ajang bermalas-malasan. Ataukah kita berpuasa seperti ular yang sekedar ingin mempercantik dan memperindah kulit (tubuh) saja, atau seperti ayam betina yang berpuasa untuk merubah telur menjadi anaknya sedangkan dirinya tetap menjadi ayam seperti sedia kala.
Atau puasa yang kita lakukan seperti puasa yang dilakukan oleh ulat. Berpuasa untuk merubah diri dari ulat yang buruk rupa dan perangai menjadi kupu-kupu yang cantik tubuh dan tingkah laku. Tentunya pertanyaan itu tidak bisa kita tanyakan pada unta, beruang, kukang, ular, ayam ataupun ulat dan kupu-kupu. Karena jawabannya telah ada di dalam lubuk hati kita masing-masing. Pangkas pansek. (admin pa.psp)
sumber: www-pa-padangsidempuan.net (24/07/2015)