Kentang Busuk di PA Sibolga

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَجَزَاءُ سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِثْلُهَا فَمَنْ عَفَا وَأَصْلَحَ فَأَجْرُهُ عَلَى اللهِ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الظَّالِمِينَ

“Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa. Barangsiapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim.” (Asy-Syura: 40

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لَيْسَ الشَّدِيْدُ باِلصُّرْعَةِ إِنَّمَا الشَّدِيدُ الَّذِي يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِ

“Orang yang kuat bukan yang banyak mengalahkan orang dengan kekuatannya. Orang yang kuat hanyalah yang mampu menahan dirinya di saat marah.” (HR. Al-Bukhari no. 6114)

Mendengar judul diatas, mungkin dalam benak kita akan menanggapinya lain, mungkin ada yang menanggapinya PA Sibolga sedang kebanjiran kentang sehingga kentang-kentangnya menjadi membusuk, tetapi ini kentang lain bagi warga PA Sibolga, karena itu merupakan sebuah tema Bina Mental (bintal) di PA Sibolga pada acara Tuesday Meeting tanggal 14 April 2015 yang di bawakan oleh Budi Hari Prosetia, SHI salah satu hakim yang ada di PA Sibolga

Bina Mental yang disampaikan oleh narasumber yang telah terjadwal tersebut diawali dengan sebuah kisah Pada suatu hari di sebuah sekolah dasar, seorang guru mengadakan permainan dengan para muridnya. Saat itu, semua murid telah membawa kantong plastik transparan beserta beberapa kentang kecil. Kemudian ibu guru berkata,"Anak-anak, apakah ada di antara kalian yang mempunyai rasa tidak senang atau benci kepada yang lain?"

Spontan anak-anak itu menjawab,"Ada, Buuu..""Nah, kalau begitu tuliskanlah huruf atau kode yang menunjukkan orang tersebut di kentang yang kalian bawa. Kalau ada yang punya rasa tidak senang kepada lebih dari satu orang, berarti kentangnya harus sebanyak orangnya ya.."

Kemudian, masing masing anak menandai kentangnya sesuai dengan jumlah orang yang tidak disenangi. Ada anak yang menuliskannya pada satu kentang, dua kentang atau bahkan lebih. Lalu ibu guru menjelaskan, "Aturan permainannya adalah seperti ini. Kalian harus membawa kentang itu di dalam kantong plastik selama satu minggu.Tidak berat kan?" tanya bu guru. Anak-anak itu menggelengkan kepalanya.

Kemudian, selama satu minggu di sekolah, mereka semua membawa kentangnya kemana-mana. Baik saat makan di kantin, pergi ke toilet, main di lapangan, atau di kegiatan lainnya. Hari pertama tidak ada masalah karena murid-murid menganggapnya tugas yang mudah. Akan tetapi setelah beberapa hari, kentang yang mereka bawa mulai berubah warna menjadi hitam dan mulai membusuk. Aromanya sangat tidak enak. Anak-anak yang membawa lebih dari satu kentang mulai merasakan beratnya tugas ini.

Setelah satu minggu, ibu guru membahas tugas ini di kelas bersama para muridnya.

"Bu guru, rasanya tidak enak sekali membawa kentang busuk kemana-mana. Saya jadi tidak enak makan," kata seorang murid. Murid-murid yang lain mengiyakan dan bergantian curhat kepada ibu guru, tentang betapa tidak enaknya membawa kentang busuk ke mana-mana.

Kemudian sang guru menjelaskan arti permainan itu. "Anak anak, kentang itu ibarat kebencian atau rasa tidak suka yang kita pendam terus terhadap seseorang, yang terus kita bawa ke mana-mana. Sangat tidak nyaman kan? Karena itu, jangan menyimpan dendam atas kesalahan yg dilakukan oleh teman atau orang lain kepada kita. Semakin lama kita simpan dalam hati, maka kita akan semakin merusak mental dan jiwa, sama seperti racun yang ada dalam kentang busuk ini. Apakah kalian memahami penjelasan ini?"

"Paham, Bu...," jawab mereka serempak.

Hikmah apa yang dapat dipetik dari kisah diatas ?

Kesalahan orang kepada kita, apapun bentuknya (baik disengaja atau tidak disengaja), yang pasti kalau kita ingat terus, apalagi timbul dendam dan berusaha membalas dengan lebih kejam lagi, maka sepanjang hidup justru kita akan menderita. Sebaliknya kalau kita yang melakukan kesalahan, baik itu disengaja atau tidak, maka percepat minta maaf atas kesalahan yang kita lakukan. Dendam itu memang tak tampak secara fisik, tetapi secara mental akan melemehkan diri kita, sehingga membuat kehidupan kita semakin tak nyaman, dan ketika kita membenci seseorang, kita pun tak sadar kalau diri kita semakin kesini semakin mirip sifatnya dengan orang yang kita benci, oleh sebab itu pandai-pandailah kita menjaga perasaan orang lain, karena perasaan itu bagai kaca, dia terlihat licin dan bening. Jika kita sekali saja memecahkan kaca itu, dia akan hancur berkeping-keping dan sulit untuk disatukan kembali. Sekalipun kita dapat menyatukan serpihan kaca itu, dia tidak akan terlihat indah seperti sebelum kaca itu pecah. Seperti itulah ketika perasaan kita hancur, sulit bagi kita untuk mengikhlaskan segala sesuatu yang membuat perasaan itu hancur.

Setelah bintal selesai, acara Tuesday meeting pun dilanjutkan dengan rapat koordinasi yang di pimpin oleh ketua PA Sibolga bapak Drs. Media Rinaldi, MA, guna membahas hal-hal yang menjadi kendala selama menjalakan tugas pada setiap bidang baik di Kepaniteraan maupun di kesekretariatan serta mengevaluasi kerja selama 1 minggu terakhir, Acara Tuesday Meeting ini pun di tutup oleh Khamai, S.Ag selaku panitera PA Sibolga tepat pukul 11.00 wib .

sumber: www.pa-sibolga.net (14/04/2014)

  • 799-s-misranht.jpg
  • 800-s-herieka.jpg
  • 801-s-selamat.jpg
  • 802-s-fuadhilmi.jpg
  • 803-s-sabriusman.jpg
  • 804-s-husnah.jpg