Halal Bihalal PA Stabat Sarana Untuk Mensucikan Diri

Stabat,pa-stabat.net

Pada hari Jum’at, 8 Agustus 2014, Pengadilan Agama Stabat laksanakan Halal Bihalal. Hadir dalam acara tersebut, Ketua ,Wakil Ketua, Panitera dan seluruh hakim serta pegawai dan tenaga honorer masing-masing bersama isteri/suami.

Acara halal bihalal ini diselenggarakan di Mushalla Pengadilan Agama Stabat. Dalam acara tersebut didahului dengan pembacaan Ayat-ayat suci Al Qur’an dan do’a, selanjutnya sambutan Ketua Pengadilan Agama, tausiah dari Bapak Penceramah dan diakhiri dengan salam-salaman.

Ketua Pengadilan Agama Stabat ( Drs.H.Syarifuddin.,S.H.,M.Hum., ) dalam sambutannya mengajak kepada jamaah yang hadir untuk banyak-banyak bersyukur seiring dengan meningkatnya  pendapatan pegawai karena naiknya remunerasi yang cukup signifikan. Kenaikan ini hendaknya diberitahu kepada masing-masing isteri/suami, sehingga dengan demikian isteri dapat mengingatkan agar suaminya/isterinya lebih gigih dan semangat lagi untuk bekerja, dan menghindari keterlambatan datang ke kantor. Lebih jauh Ketua mengingatkan dengan kenaikan remunerasi jangan berpikir untuk menambah isteri atau membuka cabang baru ditempat lain.

Selanjutnya Ketua mengajak lewat bulan Syawal ini, mari kita saling maaf memaafkan, karena dosa kita antara sesama tidak akan diampuni Allah, kecuali kita saling memaafkan. Tak ada manusia yang tidak pernah khilap. Dengan saling memaafkan akan mengembalikan diri kita menjadi suci. Melalui puasa dosa kita kepada Allah diampuninya, dan melalui saling memaafkan dosa kepada manusia akan terhapus.

Sementara itu, penceramah M.Yasir Nasotion SH.,MA kandidat DR ini, dalam tausiahnya memaparkan tetang puasa dan mengajak untuk meneliti apakan puasa yang kita lakukan masuk katagore puasa ulat, puasa anjing atau puasa lembu. Puasa ulat ujar beliau adalah saat ulat berada didaun gulung, dia puasa, dan jika dilihat ulat itu menjijikan, namun setelah ulat itu menjadi kupu-kupu, maka berubah menjadi menyenangkan. Begitulah gambaran manusia puasa, jika sehabis puasa yang lalu, kemudian kita tidak membuat unar, tidak menghina/mencaci orang, dan bahkan orang senang bergaul dengan kita, hal ini menunjukkan  puasa kita berhasil membentuk kepribadian  dengan baik, serupa dengan puasa ulat, semakin lama semakin menyenangkan. Tidak seperti puasa anjing, yang hanya puasa sebentar, setelah itu menakutkan. Demikian pula lembu, siang dan malam selalu makan dan tidak pernah puasa.

Selanjutnya penceramah mengajak jamaah untuk saling memaafkan jika ada kesalahan, dan tidak boleh menaruh dendam, karena dendam itu akan membahayakan diri sendiri. (trs).

sumber: www.pa-stabat.net (12/08/2014)

  • 799-s-misranht.jpg
  • 800-s-herieka.jpg
  • 801-s-selamat.jpg
  • 802-s-fuadhilmi.jpg
  • 803-s-sabriusman.jpg
  • 804-s-husnah.jpg